Sabtu, 09 Juni 2012

Keanekaragaman budaya dan agama dari komunitas tepi air di Ortaköy

Menyusuri Bosphorus adalah kegiatan yang tak pernah membosankan. Kalau sedang ada waktu, warga Istanbul tak segan-segan pergi ke Bosphorus, lagi dan lagi. Sebagian besar warga Istanbul mungkin hanya sampai di Eminonu, sebuah tempat bercampurnya air Bosphorus dengan semenanjung Golden Horn. Disitu mereka bisa memancing diatas jembatan Galata, menikmati sandwich ikan, sepiring ikan hamsi goreng yang gurih-manis, ditutup lokma yang manis legit. Berbelanjapun takkan ada habisnya di Eminonü, yaitu tepatnya di daerah Sultanhamam, tak jauh dari Mesjid Yeni Camii yang berdiri megah, sebuah souvenier dari Ibunda Sultan, Hatice Turhan Sultan. Apa? ada yang saya lupa? hmm tentu saja The Spice Bazaar, atau Mışır Carşışı menurut lidah lokal. Surganya bumbu dan lokum. Ah, belum lagi saya sebutkan mesjid menantu Sultan Süleyman, yaitu Rüştem Paşa Camii yang juga menarik untuk dikunjungi.

Baiklah kita tinggalkan Eminonü untuk ditulis lain kali saja, karena sekarang saya mau menulis tentang Ortaköy, sebuah tempat di pinggir Bosphorus sisi Eropa, tepat di bawah jembatan Bosphorus.wilayah ini merupakan bagian dari distrik Besiktaş, yaitu satu dari 33 distrik yang berada di kota Istanbul.

Perjalan kita mulai dari Sultanahmet, pusat kota tua. Marilah kita naik Tram T1, ke arah Kabataş. Anda punya İstanbulkart? kartu perjalanan untuk seluruh moda angkutan İstanbul itu? siplah kalau ada. Pastikan saldonya cukup ya, karena kita akan menyambung kendaraan di Kabataş. Jangan khawatirkan mau turun di stasiun mana, karena kita akan menuju ke stasiun akhir jalur T1, yaitu Kabataş.

Sesampainya di Kabataş, kita akan naik bis yang melalui Ortaköy. Ada lebih dari satu pilihan. Pilih saja yang menuju Sarıyer, karena sudah pasti melewati Ortakoy. Sesampainya di halte bus Ortaköy, silakan turun untuk segera menikmati pemandangan yang anda. Atau mau mengisi perut dulukah? ada banyak sajian makanan sesuai selera anda. Namun yang spesial adalah kumpir, yaitu kentang raksasa panggang yang dagingnya dikerok dan dicampur dengan mentega. Lalu diberi taburan keju- zaitun dan apa saja yang anda mau. Itu cemilan asinnya. Kalau suka manis, pilih saja waffle, yang manis-gurih-mengenyangkan. Isıannya adalah buah-buahan seperti pisang, kiwi dan strawberry. Ditambah olesan saus cokelat dan taburan bubuk kacang sangrai, meses, dan lain-lain. Ada 1001 jenis taburan (sedikit hiperbolis).

Cemilan sudah digenggam, dan anda sudah berkurang hartanya sebanyak 12 TL. Namun anda memiliki kekayaan lain berupa makanan, air mineral dan tissue basah. Anda sudah siap mencari sunny spot di Ortaköy sambil menikmati cemilan lezat. Ah, indahnya dunia. Kalau ada dana lebih, bisa juga nongkrong di cafe yang bertebaran di sekitar situ. Tapi niat kita kan mau menghayati kehidupan Ortaköy. Lupakan cafe, dan kenyangkan dulu perut denga kumpir dan waffle anda.

Jika sudah kenyang, langit pasti lebih cerah dan laut lebih biru, saatnya explorasi dan hunting foto!
=======================================================
Scene pertama adalah mesjid Ortaköy, masjid ini sayangnya sedang direnovasi, jadi saat ini tidak bisa dilihat keindahannya. Namun gambarnya masih bisa anda lhat jika anda googlink. Masjid ini dibuat oleh arsitek Armenia, yaitu ayah dan anak, Garabet Balyan dan Nigoğayos Balyan, atas perintah Sultan Abdülmecid, pada tahun 1854-1856. Masjid bergaya Neo Barok ini, senada dengan Istana Dolmabahçe dan Mesjid Valide Sultan yang juga dibuat oleh para arsitek yang sama, yaitu Keluarga Balyan. Di dalam mesjid terdapat sejumlah kaligrafi buatan Sultan Abdülmecid sendiri, yang mana beliau adalah seorang master calligrapher (hattat).

Oh ya, saya mau bercerita, kalau wilayah Ortaköy ini merupakan cerminan pluralisme agama dan budaya. selain adanya mesjid Ortakoy Mecidiye camii ini, begitulah nama lengkapnya, disini juga terdapat Gereja dan Sinagoga. Gerejanya bernama Ayios Fokas Rum Ortodoks Kilisesi. Letaknya dipinggir jalan raya Ortaköy. Sedangkan Mesjidnya menjorok ke Bosphorus, di kaki jembatan Bosphorus yang menyambungkan benua Eropa dengan Asia. Di ujung jembatan bagian Asia-nya terdapat Istana Beylerbeyi. Adapun Sinagonya bernama Etz Ahayim Sinagogu. Letaknya hanya beberapa puluh langkah dari gereja Ayios Fokas.

Begitulah gambaran adem-ayemnya pluralisme beragama di wilayah Ortaköy pada masa Ustmaniyyah. Tidak ada masalah walau hidup berdampingan namun beda agama. Masing-masing beribadah di tempatnya sendiri-sendiri, namun bercampur-baur dalam muamalah sehari-hari.

Mumpung masih di Ortaköy, anda juga melihat Esma Sultan Yalısı, yaitu istana Esma Sultan, yang dibuat oleh Ayahnya, Sultan abdülaziz untuk hadiah pernikahan sang putri. Istana ini dirancang oleh arsitek Sarkıs Balyan yang diselesaikan pada tahun 1875. Istana ini pernah terbakar ketika dijadikan sebagai gudang tembakau, dan menyisakan hanya dinding luarnya saja. Bangunan ini kemudian dibeli oleh jaringan The Marmara Hotel. Kemudian bagian dalamnya direnovasi dengan material kaca dan baja, sedangkan dinding luarnya dibiarkan asli. "Esma Sultana Mansion", demikian kini ia bernama. digunakan sebagai tempat multifungsi. Yakni sebagai tempat mengadakan meeting, pesta, konser, dan lain sebagainya.

Telusuri juga jalan-jalan sempit diantara bangunan-banguna di Ortaköy. banyak dari banguna-bangunan tersebut yang kini menjadi toko-toko perhiasan yang terbuat dari batu-batu alam nan artistik. "Sokakta Hayat var", demikian slogan yang selalu tergantung di gang-gang Ortaköy. Artinya kurang lebih: "di jalan terdapat kehidupan"

The Balyan Brothers

Istana-istana Ustmaniyyah

The Power of Woman of Ustmaniyyah

The Chronicle of Harem

Battal Gazi, sang pengendara kuda

Silsilah ustmaniyyah

Khalifah pertama Ustmaniyyah, Yavuz Sultan Selim

Sinan The Great Architect

Fatih Sultan Mehmet, pengukir sejarah dunia

Aksamsetin

Abu Eyüp El-Enshery

Princess Zoe of Constantinople

Belanja ke pasar a la Istanbul-er

Love-hate antara mertua vs mantu

Pernikahan Campuran kaum muda Türk. Sebuah pemberontakan ?

Sandık, bohça dan çeyiz

Masyarakat Turki pada umumnya, masih sangat kental dengan budaya. Kehidupan sehari-hari mereka di kota besar seperti Istanbul, mungkin tidak ada bedanya dengan masyarakat metropolitan manapun di dunia. Tapi ketika kembali ke lingkungan keluarga, tradisi masih dipegang erat. Saya hanya akan menyorot bagian Istanbul saja, dan tidak membicarakan kota-kota lainnya di turki, yang umumnya belum pernah saya kunjungi, dan walaupun pernah, tidak mengetahui secara mendalam tentang tradisinya yang khusus.

Ketika bertemu dengan orang yang lebih tua, seperti orang tua sendiri, kakek-nenek, tante-paman, tak lupa untuk mencium tangan. Mencium tangannya adalah dengan cara mencium tangan orang yang dihormati tersebut kemudian meletakkannya di kening kita. Namun istri paman, atau kerabat wanita yang terikat pernikahan dengan anggota keluarga, yakni bukan karena hubungan darah, tidak dicium tangannya jika kita adalah laki-laki, demikian sebaliknya.

Selain tradisi cium tangan, tradisi lainnya adalah masih adanya tradisi menyiapkan segala sesuatunya hingga lengkap sempurna untuk calon pengantin wanita. Persiapan ini dilakukan oleh ibu mempelai wanita, jauh-jauh hari, bahkan sedari si anak masih kecil. Dan wanita tersebut hanya memiliki anak laki-laki, tetap saja dia harus menyiapkan sandık, untuk persiapan membuat bohça untuk menantu perempuannya kelak.

Persiapannya berupa merajutkan anaknya kaos kaki-kaos kaki, washlap mandi, merajut pinggiran jilbab berbunga-bunga nan indah, merajut setelan tempat tidur, taplak-taplak, sweater, pinggiran handuk, dan lain-lain. Barang-barang tersebut akan disimpan di dalam kotak yang dinamakan sandık. Isı dari sandık yang berupa beragam barang sandang dan hiasan rumah tersebut dinamakan çeyiz. Adapun bohça adalah taplak meja, atau kain yang digunakan untuk membungkus çeyiz.

Bohça ini adalah bingkisan yang biasanya dikirimkan dari pihak keluarga calon mempelai perempuan ke pihak laki-laki dan juga sebaliknya. Ada berbagai jenis bohça, tergantung situasi dan keadaan. Misalnya ada bohça dari pihak laki-laki ke pihak perempuan pada acara söz, yaitu acara mengikat janji, ini belum tunangan. Mungkin bolehlah disebut lamaran. kemudian sebelum acara pertunangan, kedua belah pihak juga saling mengirim bohça. Bohça-bohça ini biasanya dipersiapkan oleh ibu-ibu dari calon pasangan muda-mudi ini.

Bohça untuk pihak laki-laki dipersiapkan oleh pihak perempuan. Isınya berupa beragam barang kebutuhan dan toiletries laki-laki. tentunya ragam jenis dan kualitas barang-barangnya tergantung kondisi ekononi dari keluarga calon mempelai. Adapun sebagai gambarannya, bohça untuk calon mempelai laki-laki biasanya berupa satu set alat cukur, alat-alat mandi, jubah mandi, sandal rumah, sepatu, kaos kaki, sajadah, peci, kancing manset, jam tangan, ikat pinggang, dasi, dan pakain.

Bohça untuk perempuan biasanya berupa make,up, toiletries, parfum, jam tangan, sandal rumah, jubah mandi, pakaian dalam, pakaian untuk hari-hari istimewa, pakaian sehari-hari, baju tidur, sepatu sehari-hari dan sepatu pesta, tas, dan lain-lain.

Selain bohça-bohça untuk gelin, yaitu sebutan untuk menantu perempuan, dan damat, sebutan untuk menantu laki,laki, masih ada lagi bohça-bohça kecil yang ditujukan kepada ibu mertua masing-masing, saudara-saudara kandung dari calon damat dan gelin, kakek-nenek mereka, om-tantenya, dan sebagainya.

Kini toko-toko pakaian dan toko-toko pakaian dalam memberikan pelayanan mempersiapkan bohça. Asal ada uang, bohça siap. Dan ada kecenderungan dalam masyarakat Turki untuk berpamer, ingin terlihat bagus dan serba ada, walaupun bohça-bohça tersebut dipersiapkan dengan dana kredit, bukan cash.

Budaya handycrafting yang semakin memudar diantara wanita muda Turki

Wanita Turki yang saya kenal di lingkungan keluarga suami saya di Alanya, Antalya, adalah para wanita yang begitu tegar. Mereka kuat bekerja di ladang dan di rumah, 7 hari seminggu. Pekerjaan di ladang umumnya adalah mengurus rumah kaca yang ditanami kacang, tomat, terong ataupun cabe. Sedangkan rutinitas di rumah adalah mengurus hewan ternak seperti sapi, kambing, domba, keledai, dan ayam. Masih pula harus bersih-bersih rumah, memasak, menerima tamu diantara waktu senggang.

Aktifitas mereka dimulai dari saat adzan subuh berkumandang. Setelah menjalankan shalat subuh, mereka segera memerah sapi, lantas menyiapkan sarapan. Para prianya agak sulit bangun, dan mereka masih harus dibangunkan agar tidak kesiangan shalat subuh. Sarapan berupa kentang goreng, keju putih, zaitun, tahin-pekmez, irisan tomat dan timun serta roti buatan rumah. Teh disajikan dan dituangkan disela-sela makan pagi. Semua makanan tersebut diletakkan di nampan bulat lebar dan semua anggota keluarga duduk mengelilinya. Sang Bunda akan menuangkan teh ke cangkir-cangkir anak dan menantu. Ibaratnya dia itu operator teh :)

Setelah lepas sarapan, dilanjutkan dengan mencuci piring dan berganti baju untuk ke kebun. Hewan ternak dipersiapkan untuk dibawa merumput disekitar kebun dan ladang. Tak lupa membawa air minum dan perkakas. berangkatnya bisa dengan menaiki keledai ataupun berjalan kaki. Ada pula yang mengendarai traktor sekeluarga, atau suami-istri mengendarai motor serupa RX king kalau di Indonesia.

Dan begitulah mereka berkerja hingga waktu dhuhur didalam panasnya rumah kaca. Cuaca Mediterrania sendiri sudah panas, ditambah panasnya rumah kaca. Begitu waktu dhuhur tiba, pekerjaan dihentikan dan bersiap-siap untuk pulang ke rumah. Tak lupa hewan ternak pun dibawa serta. Setibanya di rumah mereka memberi makan sapi, lalu mandi dan shalat dhuhur, dilanjutkan memasak makan siang. Setelah makan siang kaum Bapak biasanya melakukan urusan lain di luar rumah ataupun istirahat sambil menonton TV. Kaum ibu kemudian meneruskan kegiatan membordir, menjahit ataupun menyulam dan merajut.

Di keluarga suami, kebetulan ibu mertua tidak hobby kerajinan tangan. beliau biasanya malah membuat makanan, misalnya membuat saus tomat (salça), mengupas kacang, memetik daun anggur untuk diawetkan, dan sebagainya. Namun d keluarga lain hampir dipastikan kaum ibu dan remaja putri di waktu luangnya tak bisa lepas dari benang dan jarum rajut. Merajut lagi dan lagi tanpa jemu. Hasil rajutannya bisa berupa satu set taplak untuk di ruang tamu, yaitu taplak meja dan taplak-taplak kecil untuk alas lemari kaca, rajutan spon mandi, rajutan kaos kaki dan sepatu rumah, sweater, baby stuffs, penutup tempat tidur, hiasan dan taplak-taplak dapur, penutup kulkas, dan lain-lain. Barang-barang rajutan tersebut biasanya setelah selesai akan disimpan di sebuah kotak yang dinamakan sandık. Kelak jika anak gadisnya menikah, maka sandık beserta isinya akan dipindahkan ke rumah baru sang gadis.

Kini sudah banyak para gadis yang melanjutkan kuliah ke luar kota, kemudian memiliki profesi tertentu sesuai minat dan bakatnya. Dan oleh karenanya kebiasaan Handcrafting juga menurun. Banyak yang sudah tidak menginginkan sandık ibunya, karena menganggap sudah tidak lagi mode, dan barang-barang rajutannya sudah ketinggalan zaman.

Salah satu rajutan panco buatanku
Namun bagi saya yang datang dari Indonesia, saya sangat menggumi budaya handcrafting ini. Menilik kebiasaan para wanita dan para gadis di tanah air, banyak yang duduk-duduk kosong tanpa bekerja. Hanya mengobrol sambil duduk-duduk di teras rumah berjam-jam tanpa melakukan sesuatu yang berarti, paling-paling makan rujak bersama. Kebiasaan handcrafting ini bagi saya merupakan suatu hal yang produktif. Tangan bekerja dan mulut masih bisa sambil mengobrol, matapun masih bisa sesekali mencuri pandang ke layar TV.

Gadis-gadis Turki pun sekarang lebih suka keluyuran dengan wajah penuh make-up dan kuku tangan bercat. Rambut panjang diurai, dan jemari mengepit rokok.

Cingene, dalam dinamika masyarakat Turki

Turki dan kebersihan, sebuah studi tentang etika dan kultur masyarakat Istanbul

Lingkungan bersih, apa faktor yang melatarbelakanginya? apakah dari perilaku warga, atau dari upaya pemerintah? ayo kita cermati lebih jauh. kita ambil contoh Jakarta-Indonesia, singapura dan Istanbul-Turki.

Orang bilang Singapura bersih, memang kelihatannya betul demikian. Warganya memiliki kebiasaan baik untuk selalu membuang sampah pada tempatnya. bahkan jika sudah selesai menikmati makanan di area foodcourt, mereka tak lupa membuang sisa-sisa makanan dan tulang-tulang ayam ke tempat sampah dan meletakkan bakinya di tempatnya. Orang Indonesia yang terkenal tak patuh aturan pun jika sedang berada di Singapura mendadak jadi tertib dan mengikuti perilaku tuan rumah, walau nanti sesampainya di bandara Soekarno-Hatta, mendadak perilaku lama muncul kembali.

Bagaimana dengan di Jakarta? sampah berserakan di mana-mana, di terbangkan angin dan dihuni sisa-sisa air hujan, menjadi sarang nyamuk demam berdarah yang merenggut nyawa banyak orang. Sampah menumpuk di sungai mendangkalkan aliran air, sehingga manakala hujan turun, airnya meluap menjadi banjir malapetaka, yang lagi-lagi merenggut banyak jiwa.

Sungai Ciliwung yang melintasi kota tua, diantara bangunan-bangunan yang menyimpan sejarah masa lalu, mengalir hitam dan bau. Andai saja Ciliwung bisa bersih seperti Golden Horn di Istanbul. Dulunya konon Golden Horn-pun pernah kotor, tatkala di sepanjang sisinya sejumlah pabrik tekstil beroperasi. Kini area sepanjang Golden Horn adalah tempat piknik dan taman umum.

Turki, khususnya Istanbul, saat ini telah menjelma menjadi kota yang bersih dan apik. Nyaman untuk para turis yang tak henti memadatinya, 12 bulan dalam setahun. Namun apakah kebersihan Istanbul adalah cerminan kebiasaan bagus warganya, bisa ya bisa tidak.

Boleh dikatakan bahwa warga Turki cinta kebersihan untuk rumah sendiri. Rata-rata rumah warga Turki bersih, sepatu dilarang masuk, karena semua ruangan di lapisi karpet. Semua ruangan dan furniture selalu bersih karena rajin di lap dan divacuum, bahkan furniture dan karpet minimal setahun sekali dicuci ke perusahaan pencucian karpet dan sofa. kamar mandi dan toilet juga selalu terjamin kebersihannya. Bahkan kaca-kaca jendela selalu dilap, tak jarang melihat pemandangan seorang ibu rumah tangga sedang melap kaca dari lantai flat-nya yang tinggi, tanpa memikirkan bahaya jatuh.

Namun mereka yang memiliki perilaku bersih di lingkungan sendiri ini, tak jarang meninggalkan berbagai sampah di area piknik. Rumput yang hijau di penuhi kulit biji bunga matahari (merupakan hobby warga Turki untuk memakan biji bunga matahari yang telah digarami, di Indonesia dinamakan kwaci). Botol-botol plastik air minum, puntung-puntung rokok, mengotori taman.

Pemerintah memili armada kebersihan yang sangat tangguh. Diawali di pagi hari, sekitar jam delapan pagi, mobil sampah akan datang untuk mengambil kantong-kantomg plastik berisi sampah yang diletakkan oleh para penghuni  apartemen di pinggir jalan. Di ujung-ujung jalan besar terdapat kotak-kotak sampah dari baja yang bisa diangkat dan digulingkan dengan sistem hidrolik yang terdapat pada mobil sampah. Menjelang siang, petugas kebersihan dengan seragam oranye akan sibuk menyapu sisa-sisa sampah yang terjatuh atau tidak terangkut oleh mobil sampah. Di luar itu, masih ada petugas-petugas kebersihan yang berjalan dengan mendorong semacam vacuum cleaner besar, untuk menyedot sampah-sampah kecil. Ada lagi petugas kebersihan yang mengendarai semacam mobil "pengepel" jalanan. Dengan armada selengkap itu, tentu saja kebersihan selalu terjamin. Namun entah berapa dana yang harus keluar setap bulannya untuk menjaga kebersihan ini.