Kamis, 09 Agustus 2012

Ramadhan di Istanbul-3

Saling mengundang iftar atau buka puasa sangat penting dalam masyarakat Turki. Keluarga dan teman-teman akan mendapat giliran, bisanya dalam formasi dua atau tiga keluarga sekali mengundang, berhubung rata-rata  apartemen di Istanbul tidak cukup besar untuk menampung sekaligus undangan dalam jumlah yang banyak.

Menu buka puasa dipersiapkan dengan seksama oleh tuan rumah, dan terkadang harus disiapkan sejak paginya, karena beraneka ragamnya hidangan yang harus disiapkan. Meja juga perlu disiapkan dengan seksama dan tidak boleh ada kekurangannya. Jika tamu undangan lebih dari satu pasangan, harus disiapkan dua meja. Satu untuk kaum laki-laki, dan yang lainnya untuk kaum wanita di ruang terpisah.

Peralatan makan terdiri dari tiga jenis porselen yang ditumpuk menurut ukurannya, untuk satu orang. Teratas adalah mangkok untuk sup. Yang kedua adalah piring cekung untuk memakan hidangan yag kedua, biasanya sajian berkuah. Sedangkan piring yang ketiga untuk sajian nasi dan daging atau ayam atau ikan.

Di meja juga wajib adanya salad, yoğurt dan mimimal satu macam makanan pembuka atau disebut mese. Bisa terbuat dari cabe merah besar panggang dan terong ungu panggang yang di telah di kuliti dan dicincang, dicampur dengan minyak zaitun dan air lemon. ataupun juga chickpeas yang direbus dan dibuat pure, kemudian diberi minyak zaitun. Satu jenis golongan pastry, yaitu yang dinamakan börek juga biasanya tak boleh absen dari meja makan.

Ramadhan di Istanbul-2

Selepas shalat tarawih waktu biasanya sudah menunjukkan pukul 11 malam. Karena waktu isya yang jatuh pada sekitar pukul 10 malam di musim panas ini. Adapun waktu maghrib adalah pukul 8:30 malam. Waktu puasa cukup panjang ditambah dengan suhu udara yang sangat panas di musim panas 2012 ini.

Sahur dimulai dari pukul 02.00 pagi, dan berakhir pada pukul 03:30. Khas di Turki, terdapat tukang tabuh drum keliling, yang dinamakan Davulcu. Dia mengenakan baju tradisional Turki, meyandang drum. Satu tangan memegang drum untuk menyeimbangkannya tatkala di pukul, sedangkan tangan satunya memukul drum dengan ritme monoton. Davulcu akan berkeliling di perumahan penduduk guna membangunkan penduduk agar makan sahur. Terkadang diiringi nyanyian juga.

Penduduk yang esoknya akan berpuasa biasanya akan bangun dan menyiapkan makanan sahur yang biasanya berupa sajian sarapan yang terdiri dari teh Turki, roti, selai, keju putih, zaitun, telur goreng dengan sucuk, yaitu semacam sosis berempah khas Turki dan ketimun atau tomat. Umumnya pada saat sahur dan berbuka akan terdengar suara adukan sendok teh yang beradu dengan gelasnya, dari apartemen para tetangga, "ting...ting...ting".

Ramadhan di Istanbul-1

Istanbul, pusat pemerintahan kekhalifahan islam yang terakhir, Ustmaniyyah. Walaupun Istanbul telah menjadi bagian dari negara Republik Turki yang berformat sekuler, namun masyarakat dunia umumnya masih  menganggap Turki sebagai negara islam.

Jejak islam yang begitu dalam di Istabul, kota dengan ratusan menara mesjid, tak lekang oleh waktu dan perubahan format pemerintahan serta silih bergantinya penguasa. Ramadhan, selalu menjadi bulan yang penting, sebagaimana halnya dengan di Indonesia. Semua lapisan masyarakat melakukan belanja ramadhan, lebih banyak dibandingkan untuk keperluan di bulan lainnya, mengingat di bulan ramadhan umumnya masyarakat akan saling mengundang iftar ke rumah antar keluarga dan sahabat.

Penentuan awal puasa di Istanbul dan Turki pada umumnya biasanya menurut kepada ketentuan pemerintah. Tidak seperti di Indonesia yang penentuan tanggal 1 Ramadhan biasanya di warnai dengan berbagai kegiatan dengan memantau hilal, penghitungan secara astronomis, serta berbagai rapat yang di hadiri ormas-ormas islam yang akhirnya penentuan tanggal 1 ramadhan akan ditentukan oleh Departemen Agama.

Teringat masa kecil saya di Bandung, tatkala tepat sehari sebelum ramadhan di mulai, kami diharuskan mandi keramas untuk membersihkan diri sebelum menjalani ibadah puasa. Pada hari itu di kampung kami bedug ditabuh dari pagi hingga sore untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa esok adalah 1 Ramadhan dan malamnya akan diselenggarakan sholat tarawih berjamaah di mesjid. Disini tidak ada keriuhan tersebut, sama saja seperti hari-hari biasa.

Shalat tarawih berjamaah juga diawali pada malam 1 Ramadhan. Mesjid-mesjid umumnya dipadati oleh jemaah. Pelaksanaan shalat tidak diperdengarkan dengan pengeras suara luar, jadi hanya adzan saja yang dikumandangkan lewat speaker. Jemaah wanita, melaksanakan sholat di bagian perempuan yang dibatasi oleh partisi dari kayu olahan, dan di lantai dua. Tentu saja tidak ada yang mengenakan mukena ataupun pakaian shalat khusus. Mereka hanya menggunakan pakaian biasa dan kerudung.

Mesjid penuh, namun tak jauh dari mesjid, sejumlah cafe tetap dipadati oleh kaum pria yang duduk-duduk di kursi-kursi yang sengaja di tata di depan cafe. Mereka asyik menghirup teh turki dari gelas-gelas teh mungil berbentuk tulip. Sebagian menikmati kopi Turki, sambil memainkan sejumlah permainan judi tradisional.

Cafe-cafe tersebut dalam istilah Turki dinamakan Kiraathane. Tentu saja di Turki Kiraathane hanya untuk pria. Lottere dan taruhan pacuan kuda juga merupakan hal umum di Turki, khususnya Istanbul. Dimana-mana bisa dijumpai kios kecil yang menjual lottere. Malah ada badan pemerintah yang mengurusi lottere, yaitu Milli Piyango. Adapun penjual taruhan pacuan kuda biasanya kiosnya cukup besar, kira-kira sebesar toko ukuran sedang, dan dilengkapi sejumlah pasangan meja-kursi dan layar-layar televisi yang terpasang ke dinding, untuk memantau pacuan. Bulan Ramadhan tidak menjadi halangan buat penyuka lottere dan taruhan untuk mencari keberuntungannya.