Selasa, 10 Februari 2015

Ayam Kecap untuk Mie Ayam

Ayam kecap untuk mie ayam
Bahan:
Dada ayam tanpa tulang 3 buah, potong-potong kecil
1/2 kg pırasa, iris halus
1 gendul bawang putih, kupas, iris halus
Minyak untuk menumis
Bumbu: garam, lada hitam, brown sugar, jahe bubuk, kecap asin, kecap manis, lengkuas parut
Cara membuat:
Panaskan minya, masukkan bawag putih, lalu pırasa,aduk-aduk terus sampai pırasa agak layu, masukkan ayamnya, aduk,aduk terus sampai ayam memutih, masukkan bumbu-bumbunya, kecilkan api, tutup pancinya. Sesekali aduk dan cicipi rasanya, harus manis-gurih
Untuk 30 porsi.
Sesuaikan ya porsinya, aku buat banyak karena untuk menjamu anak-anak mahasiswa.

Tumis Ati Ampela yang Super Enak

Tumis ati ampela
1. Bersihkan ati ampela dengan seksama. Belah ampela dan cuci bersih darah yang membeku didalamnya. Potong sesukanya atau bisa juga nggak dipotong
2. Bersihkan cabe secukupnya, bawang bombay, bawang putih, sedikit jahe, lengkuas, kunyit, blender semuanya menjadi bumbu halus
3. Tumis bumbu halus, tambahkan salam dan sereh, serta satu sendok kemiri yang sudah digoreng dan dihaluskan (saya sebelumnya sudah punya kemiri halus dalam toples), aduk-aduk sampai harum
4. Masukkan potongan ati ampela, kasih garam, gula, lada, aduk-aduk, kecilkan api, tutup
5. Sesekali aduk, peraskan sedikit air lemon, cicipi rasa. Harus pas manis-asin-gurih
6. Jangan dikasih air, cukup dari juice atinya sendiri
7. Jangan terlalu berlebihan ngaduknya, kalau ample sudah matang dan rasa sudah pas, matikan api
AFİYET OLSUN



Ikan sambal Lezatos

Akhirnya ada waktu untuk menulis resep. 
Sambal ikan:
1. Ikan dicuci bersih, keringkan, lumuri dengan garam dan air lemon, balur dengan tepung. Aku pakai tepung serbaguna Sasa. Tapi tepung apa aja bisa kok.
2. Panaskan minyak agak banyak, deep fry ikan dan dibalik kedua sisinya hingga kekuningan, tiriskan dan sisihkan.
3. Bersihkan cabe merah secukupnya, bawang bombay, bawang putih, blender semuanya, lalu tumis
4. Parut sedikit lengkuas ke dalamnya, tambahkan garam, gula pasir, merica, aduk dengan api kecil hingga harum, kecilkan api
5. Sementara itu, godog asam jawa secukupnya dengan air panas, saring dan siram ke atas sambal yang sedang digoreng, aduk rata, cicipi, harus pas manis-asin-pedes,asemnya, kalau ada yang kurang, ditambahkan
6. Masukkan ikan gorengnya, aduk rata, biarkan dengan api kecil sampai sambal agak mengering
AFİYET OLSUN
Ini beneran enak dan bumbunya berasa banget
Kalau nggak punya asam jawa, pakai air jeruk lemon, cuman ya beda rasanya.


Donat Spring Picnic

Donat untuk spring picnic.
Resep:
bahan:
320 gr terigu, ayak
38 g unsalted butter
1 telur suhu ruang---aku pakainya telor
1/2 sdt garam
50 gr gula pasir
150 ml susu tawar hangat
30 ml air hangat
1/4 sdt gula pasir
2,5 sdt ragi roti.
Caranya:
Ini untuk mengembangkan ragi:
Ambil wadah plastik ataupun gelas, tuang ragi, air hangat, 1/4 sdt gula pasir. Aduk-aduk dan biarkan hingga menggelembung.
Campur semua bahan lain di baskom plastik, masukkan ragi yg sudah berbuih, aduk pake spatula atau sendok naşi yang dari plastik itu, jangan pakai tangan, soalnya lengket sekali. Tutup baskom dan biarkan hingga adonan mengembang.
Setelah adonan mengembang, tinju adonan (emang Mike Tyson, ya? hehe). Taburi meja kerja dengan terigu, ambil adonan, dan tambahkan terigu sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga tidak terlalu lengket ditangan namun tetap lembek. Banting-banting sambil diuleni.
Ambil,loyang, taburi tepung secara merata. Buat bulatan-bulatana donan, lalu pipihkan dan lubangi. Letakkan di loyang, beri jarak. Biarkan hingga mengembang lagi.
Kemudian panaskan minyak yang banyak di wajan atau panci, setelah panas, kecilkan api sampai kecil sekali. Ambil donat mentah, adjust lagi lubangnya, masukkan donatnya, jangan terlalu penuh, harus ada ruang untuk donat bergoyang-goyang. Ambil 1 buah tusuk sate, goyang2 donat dari yang bolongnya dengan tusuk sate, balik-balik sesekali, jadi donatnya licin dan gendut. Angkat dan tiriskan.
Silahkan dibedakin atau di make-up dengan coklat dan kawan2nya.

Ayam Goreng Kuning Piknik

Masak ayam goreng praktis dalam jumlah banyak:
Bahannya:
Ayam 3 ekor, minta potong 14 potong sama tulangnya. Ngomongnya: "Kemik ile beraber parçalarmısınız, 14 parça olacak" khusus daerah Turki dan sekitarnya.
Lengkoas 5 cm, kira-kira
Kunyit 3 sendok tatlı (sendok dessert)
Ketumbar 3 sendok tatlı
Cumin 1 sdt
Jahe bubuk 2 sendok tatlı
Garam 3,5 sendok tatlı, gula putih 2 sendok tatlı
Bawang bombay 3 buah
bawang putih 6 siung
Semua bumbu diatas blender halus.
Caranya:
Lumuri ayam dengan air lemon, cuci bersih, tiriskan.
Ambil kuali yang besar, kemudian lumuri minyak dalamnya
Masukkan ayam, taruh bumbu diatasnya, ambil sarung tangan plastik bersih, peras lemon diatas ayam, adukayam dengan bumbu dan air lemon. Setelah merata nyalakan api kompor. Jangan ditutup entar ayam yang dibawah keempukan.Beri daun salam. Saya nggak pake sereh, sayang ah smile emoticon
Setelah semua ayam terkena panas, aduk, supaya yang diatas jadi ke bawah. Kemudian pindahkan ke beberapa kuali yang lebih kecil bersama bumbunya, supaya matang merata dan airnya mengering. Jangan lupa dibolak-balik.
Sekarang siapkan minyak yang cuku banyak, panaskan.
Goreng ayamnya hinggak kecoklatan.
Tahan 3 hari dalam container tertutup yang dialas kertas nasi. Cocok buat piknik/syukuran. Rasa tetep enak bahkan setelah H+3 setelah dimasak.


Wisata ke Resort Ski di Gunung Uludağ

Dimuat di koran Surya http://surabaya.tribunnews.com/2015/02/10/meluncur-seru-di-uludag
dengan sejumlah editing.

Masyarakat Indonesia di Istanbul memiliki sebuah perkumpulan yang dinamakan MII (Masyarakat Indonesia Istanbul). Sudah menjadi agenda tetap MII untuk melaksanakan piknik musim dingin, baik itu ke gunung Uludağ, ke Bolu, ataupun ke tempat wisata musim dingin lainnya. Musim dingin kali ini MII kembali mengadakan piknik bersama dengan tujuan  resort ski di gunung Uludağ, Bursa.
Dengan menggunakan sebuah minibus dan satu midibus, rombongan MII yang berjumlah 41 orang ini bertolak dari Pendik, sebuah terminal bis di Istanbul bagian Asia, menuju kota Bursa. Saat itu hari sabtu, tanggal 31 desember 2015, waktu menunjukkan pukul 07:00 pagi.

Cuaca cukup dingin sekitar 8 derajat dan sangat berangin. Untuk menuju kota Bursa, yang terletak  di barat laut Turki, kami harus melewati Gebze, sebuah distrik dari propinsi Kocaeli, tetangga Istanbul. Dari Gebze kami akan menyeberangi bagian sempit laut Marmara  dari pelabuhan Eşkihisar menuju ke pelabuhan Tophane yang ada di distrik Yalova, propinsi Bursa. Kota Bursa sendiri adalah ibukota propinsi Bursa. Resort ski gunung Uludağ terdapat di kota Bursa tersebut.

Dengan harap-harap cemas kami menuju Eşkihisar. Jika cuaca masih tetap berangin, maka kami terpaksa tidak bisa menyeberang dengan ferry ke Tophane, dan mau tidak mau kami harus memutar lewat jalan darat, yang kira-kira akan memakan waktu ekstra sekitar dua jam. Sedangkan kalau menggunakan ferry, hanya perlu sekitar 25 menit saja untuk mencapai Yalova.

Alhamdulillah ketika tiba di Eşkihisar, ternyata cuaca membaik dan perjalanan ferry tidak dibatalkan. Kedua kendaraan kami bisa langsung masuk ke dalam ferry. Rombongan segera turun dan mengambil sejumlah foto dengan latar belakang laut Marmara dan burung-burung camar yang begitu banyak di pagi itu. Sebagian peserta rombongan masuk ke dalam “Sefer Cafe” yang ada di lantai dua kapal ferry, untuk menikmati kopi, teh, roti isi ataupun mie instant cup.

Sesaat sebelum  ferry merapat di pelabuhan Tophane, Yalova, seluruh rombongan telah siap didalam kendaraan lagi. Dari Tophane ke kota Bursa, perjalanan memakan waktu sekitar 1,5 jam lagi. Dimulai dari distrik Orhangazi, kemudian distrik Gemlik, yang terkenal dengan buah zaitunnya, setelah itu kota Bursa. Kota Bursa-Gunung Uludağ berjarak sekitar 40 Km, dan ditempuh dalam waktu sekitar 1 s/d 1,5 jam.

Kota Bursa adalah kota terpadat keempat di Turki, setelah Istanbul, Ankara, dan İzmir. Kota ini juga merupakan ibukota Ottoman yang pertama, yaitu ketika Ottoman berhasil menakhlukkan Bursa dari Byzantium pada tahun 1326. Bursa kini menjadi tempat bagi industri-industri mobil, tekstil, makanan olahan, produk susu dan minuman.

Saat itu angin sangat kencang di kota Bursa, sehingga cukup menggoncang kendaraan kami. Bersama dengan angin juga bertiup debu yang cukup  banyak dan mengotori kaca-kaca mobil. Syukurlah semua tidak menjadi kendala, dan kami mulai memasuki jalanan mendaki ke puncak gunung. Kanan-kiri jalan dipenuhi dengan tumpukan salju yang belum meleleh, meski saat itu cuaca cukup hangat, sekitar 12 derajat C. Semakin keatas tumpukan salju semakin tebal. Ketika kami memasuki gerbang Taman nasional Gunung Uludağ, tumpukan salju terlihat sangat tebal, membentuk tebing salju di kedua sisi jalan.

Akhirnya pada pukul 11.30 kami tiba di tempat parkir mobil di area perhotelan Uludağ. Tempat untuk bermain ski-nya memang berada di area perhotelan ini. Setelah mempersiapkan diri dengan jaket tebal, sarung tangan, sepatu boot, syal dan topi rajut, kami keluar dari mobil menyongsong tiupan angin bersalju. Sapaan selamat datang dari Sang Uludağ, yang dinamakan Mysian Olympus oleh orang-orang Yunani yang dulu menghuni Bursa sebelum datangnya bangsa Turki ke wilayah ini.
Setelah diberikan pengumuman tentang jam berkumpul dan tempat berkumpul, kami segera berpencar untuk melakukan kesenangan masing-masing. Ada yang membuat foto keluarga, foto –foto lucu bersama teman-teman, saling lempar bola salju, dan sebagainya.

Saljunya begitu tebal dan lembut, ketika melangkah, kadang kaki terperosok sampai selutut. Tiupan angin yang kencang kadang hampir membuat kami jatuh. Setelah puas berfoto, sebagian rombongan menyewa alat untuk meluncur, serupa kereta luncur. Kegiatan ini ternyata cukup mengasyikkan, meluncur sejauh kurang lebih 100 meter ke bawah. Sayangnya, ketika kembali ke atas, alat luncurnya harus digeret sambil berjalan menanjak. Hal ini cukup melelahkan ditengah hembusan angin yang sanggup menghempaskan kami ke atas salju tebal ini.

Sebagian peserta rombongan  berjalan mendaki menuju ke area hotel dan kafeteria yang ada dibagian yang lebih tinggi dari area parkir. Disitulah tempat untuk bermain ski yang sebenarnya.  Disana juga terdapat penyewaan alat-alat untuk bermain ski. Beberapa orang yang sudah terbiasa bermain ski setiap tahunnya, dengan sigap segera menyewa perlengkapan ski dan langsung meluncur dengan cukup mahir. Sisanya hanya menggunakan perlengkapan ski untuk berfoto-foto saja. Hal inipun sudah cukup menyenangkan bagi peserta rombongan kami.

Sebenarnya landasan ski yang ada disini adalah landasan ski dengan kategori “Baby Slope” atau paling mudah. Untuk yang memang sengaja mau bermain ski di Uludağ, tersedia berbagai landasan dengan kesulitan yang bertingkat. Tersedia pula instruktur ski untuk yang memerlukan pelatihan.
Puas bermain-main di salju, sebagian rombongan kembali ke tempat parkir untuk menyantap bekal nasi dan ayam goreng yang dibawa dari rumah. Sebagian lainnya memilih menikmati roti isi dan kopi yang tersedia di cafe-cafe di dekat area bermain ski.

Setelah menunaikan shalat dzuhur di masjid Haji Yazıcı yang ada di daerah tempat parkir, kamipun bersiap untuk turun kembali ke kota Bursa dengan tujuan untuk berziarah ke mesjid Ulucami dan makan sore.

Wajah-wajah memerah karena cuaca dingin, namun sumringah karena akhirnya bisa terlaksana berwisata ke gunung Uludağ. Tak terasa tibalah kami di depan Mesjid Ulucami. Rombongan turun dari kendaraan dan menyeberang menggunakan penyeberangan bawah tanah menuju restaurant untuk bersantap sore dulu. Santap sore kami berupa sup lentil, nasi dengan döner kebab ayam, salad, dan ayran, yaitu minuman dari yogurt yang dicairkan dan diberi garam. Setelah makan, rombongan diberi kesempatan waktu bebas selama kurang lebih satu jam untuk menjelajahi Mesjid Ulucami dan Kozahanı (pasar sutera).

Mesjid Ulucami (dibaca: Ulujami), dibuat oleh Sultan Beyazit 1 yang bergelar “Yıldırım” atau halilintar, pada tahun 1396-1399. Mesjid ini sangat unik karena memiliki 20 kubah yang disangga pilar-pilar dibawahnya. Kubah-kubah tersebut membuat kesan mesjidnya terbagi menjadi 20 buah ruangan. Konon hal ini sebagai perwujudan dari 20 buah mesjid yang dijanjikan akan dibangun oleh Sultan Beyazid jika ia berhasil memenangkan perang Nicopolis pada tahun 1396.

Keunikan Ulucami lainnya adalah adanya “şadırvan” (baca: syadırwan), tempat wudhu, yang tempatnya ada di tengah ruangan mesjid. Hal ini khas gaya arsitektur Selcuk (baca: seljuk), yaitu masa sebelum Ottoman. Masjid ini juga memiliki 192 buah kaligrafi yang menghiasi tiang-tiang dan dindingnya, serta satu buah penutup ka’bah yang dulu dibawa dari Mesir oleh Sultan Yavuz Selim pada abad ke-15, ketika beliau menakhlukan Mesir.

Bursa sejak zaman Byzantium sudah menjadi pusat peternakan kepompong ulat sutera. Dan oleh karenanya, Bursa menjadi bagian dari perjalanan dagang sutera yang dinamakan “Jalan Sutera”. Kozahanı yang terletak tak jauh dari mesjid  Ulucami adalah pusat perdagangan sutera di Bursa. Tempat ini dibuat oleh Sultan Beyazit II pada tahun 1491. Sesuai dengan namanya koza=kepompong ulat sutera, Hanı=bangunan, Kozahanı awalnya adalah pusat perdagangan kepompong ulat sutera dan tempat beristirahatnya para rombongan saudagar karavansarai. Saat ini bagian bawah Kozahanı dijadikan cafe-cafe untuk minum teh. Sedangkan bagian atasnya digunakan untuk tempat penjualan sutera dan kantor-kantor pengacara.

Pada pukul 18:30, rombongan mulai berkumpul kembali di halte bus depan Ulucami. Setelah ketua rombongan memeriksa  kelengkapan jumlah peserta, kemudian sopir-sopir bis ditelepon untuk datang ke lokasi dan kamipun segera naik ke dalam bis-bis kami. Perjalanan kembali kami ke Istanbul relatif lancar tanpa hambatan. Kami tiba di Istanbul sekitar pukul 10 malam, lelah namun senang dan ingin kembali lagi kesana di musim dingin tahun depan.

==========





Yeşil Camii

Dinamakan Yeşil=hijau, dari interior dalamnya yang serba hijau, meliputi keramik-keramik hexagonal berwarna hijau kebiru-biruan, serta elemen mimbar-mihrab, dan ornamen-ornamen lainnya yang juga serba hijau.
Masjid cantik ini dibangun oleh Sultan Mehmet I "Çelebi". Arsiteknya, seorang Vezir yang bernama Hacı Ivaz Paşa, menampilkan arsitektur Yeşil camii yang senyatanya adalah karya seni warisan Selcuk.
Sultan Mehmet I, dari gelarnya yang"çelebi" sudah terlihat bahwa beliau adalah seorang sufi. Oleh karenanya banyak inkripsi-inkripsi Rumi menghiasi dekorasi mesjid ini.
Mesjid yang dibangun pada sekitar tahun 1419-1421 ini, interior-nya dikerjakan oleh artist dari Tabriz, yaitu Ali Bin İlyas dan Mehmet El Mecnun. Namun gempa bumi yang memporak-porandakannya pada tahun 1855, membuatnya harus direnovasi besar-besara atas perintah Ahmet Vefik Paşa, gubernur Bursa pada masa itu.
Karena tidak bisa menemukan arsitek Turki yang mampu untuk mengerjakan proyek tersebut, gubernur menunjuk seorang arsitek Prancis, bernama Leon Parvilee, yang ternyata tidak bisa mengembalikan keadaan lukisan kubahnya dengan sempurna. Kini kita mendapati kubah tersebut disapu cat putih.
Keindahan mesjid hijau bahkan dimulai dari pintunya yang berupa ukiran langsung diatas marmer, begitu indah sehingga Evliya Çelebi menyebutnya sebagai "Dantel" atau renda.
Begitu masuk ke dalam mesjid, terdapat ruangan memanjang ke kanan dan kekiri, serta pintu utama ditengah membuka ke ruang utama. Ruangan yang ke kiri adalah ruangan sholat wanita dengan dekorasi interior yang juga sungguh menawan.
Dulunya, ruangan-ruangan di kedua sisi tersebut dinamakan "Tabhane", yaitu ruangan untuk tempat tinggal tamu yang datang ke mesjid dari jauh. Kedua ruangan tersebut dilengkapi dengan perapian atau "ocak" dalam bhs. Turki.
Setelah melewati pintu utama, terdapat sejumlah level yang ditinggikan , yang dinamakan "Eyvan". ada dua di masing-masing sisi, dengan kubah sendiri dan hiasan kubah serta sekeliling dindingnya yang luar biasa indah, semuanya bernuansa hijau.
Belum lagi mihrabnya yang sungguh mengundang rasa kagum yang membuncah. Sungguh unik, luar biasa kaya. Rasanya tak bosan-bosan memandang karya seni sedemikian tinggi yang pernah ada dari abad ke 15 tersebut.
Dİ bawah masing-masing Eyvan terdapat pabuçluk, yaitu tempat untuk menyimpan sepatu pada masa itu. Tentu saja saat ini dilarang menyimpan sepatu disitu, karena sekarang seluruh bagian mesjid telah dilapisi karpet.
Sebagaimana di Ulucamii, di Yeşil camii juga terdapat Şadırvan yang berada di tengah ruangan mesjid, bedanya di Yeşil camii ini şadırvannya tidak lagi digunakan untuk mengambil wudhu, jadi hanya sebagai dekorasi ruangan dan pendingin ruangan saja.
Semoga semua warga MII bisa memiliki kesempatan untuk mengunjungi Yeşil Camii.
(Lia)
Ket. gambar: foto-foto Yeşil Camii












Ulucamii

Sesuai dengan namanya Ulu=besar, Ulucamii adalah masjid yang terbesar pada masa itu, yaitu masa pemerintahan Sultan Bayezit I, yang memiliki julukan "Halilintar" atau "Yıldırım" dalam bahasa Turki.
Mesjid bergaya arsitektur Selcuk (sebelum masa Ustmaniyyah) ini, dibangun dari tahun 1396-1399, dengan arsiteknya Ali Neccar. Mesjid Besar ini memiliki dua buah menara dan berkubah 20 buah, yang membuat interiornya terbagi menjadi semacam ruangan-ruangan dibawah kubah-kubah dan pilar-pilar penyangganya.
Ke-20 kubah tersusun berbaris 4, setiap baris memuat 5 kubah, dan disangga dengan 12 buah pilar. Ruangan-ruangan yang tercipta dibawah masing-masing kubah tersebut sebagai perumpamaan dari 20 buah mesjid yang dijanjikan akan dibangun oleh Sultan Bayezit jika memenangkan perang Nıcopolis pada tahun 1396.
Keunikan mesjid ini, didalamnya menyimpan koleksi kaligrafi terbesar di dunia, sebanyak 192 potongan kaligrafi. Kaligrafi-kaligrafi tersebut terpasang di pilar-pilar, diatas pintu, dan di setiap dinding.
Keistimewaan lainnya adalah adanya Şadırwan, atau tempat wudhu yang berada ditengah mesjid. Diatas tempat wudhu, atapnya transparant, sehingga memberi pencahayaan lembut untuk mesjid besar ini.
Satu lagi tanda mata penting di mesjid ini adalah adanya penutu ka'bah dari masa Sulan Yavuz Selim sanga penakhluk Mesir dan Khalifah pertama Ustmaniyyah. Penutup ka'bah ini bertarikh dari abad ke-15 Masehi.
Bagi penulis pribadi, mesjid Ulucamii sangat berkesan, dan setiap kali ke sana ada perasaan khidmat yang sulit dilukiskan. Pantulan keindahan Mihrabnya, Sultan Mahfili-nya, Şadırvan-nya, semuanya memberi aura keagungan dan kedamaian yang seakan terasa melingkupi ruangan mesjid, memberi atmosfer yang sangat berbeda dan unik.
(Lia)
Ket Gambar: foto-foto Ulucamii







Gunung Uludağ

Kota Bursa tak bisa dilepaskan dengan gunung Uludağ. Kurang afdol rasanya kalau mengunjungi kota Bursa tanpa mengunjungi gunung yang memiliki resort ski tersebut.
Gunung berketinggian 2,543 m (puncak Kartaltepe) tersebut, di musim dingin resort ski-nya menjadi pusat wisata utama di Turki. Selain itu, keindahan gunung Uludağ di musim semi, musim panas, hingga musim gugur juga tetap menawan, dengan berbagai perobahan warna dari dedaunan pohon-pohon yang ada di Uludağ.
Untuk mencapai ketinggian tertentu dari gunung yang dinamakan Mysian Olympus oleh penghuni awal Bursa, yaitu orang-orang Romawi tersebut, kini sudah ada teleferic/cable car yang berangkat dari Teferruç hingga ke area plateau (dataran tinggi) yang dinamakan Sarıalan. lamanya perjalanan adalah 12 menit. Sepanjang perjalanan dalam teleferic, pengunjung bisa menyaksikan keindahan hutan Uludağ dan pemandangan kota Bursa dari atas.
Namun untuk ski, pengunjung harus naik lagi ke daerah Oteller dengan menggunakan dolmuş (angkot). Untuk rombongan biasanya langsung berangkat dari kaki gunung Uludağ ke Oteller Bölgesi, jadi tidak menggunakan teleferic.
Gunung tertinggi di wilayah Marmara dan di seluruh Anatolia tersebut, yang pada masa Romawi dan Byzantium digunakan sebagai tempat bertapa para pendeta dan biarawan ini, kini padat pengunjung yang ingin mencoba kebolehannya bermain ski, ataupun hanya ingin bermain-main di salju yang tebal.
(Lia)
Ket. Gambar: Sarıalan Plateau, tempat pemberhentian Teleferic


Kota Bursa

Kota Bursa, juga merupakan ibukota propinsi Bursa, terletak di wilayah laut Marmara, arah barat laut Anatolia.
Bursa (Prousa) memiliki banyak julukan antara lain Hüdavendigar, "Karunia Allah", ataupun Yeşil Bursa (Bursa hijau). Dinamakan Bursa hijau karena kota Bursa memiliki hutan-hutan yang menghijau di gunung Uludağ, di kala musim semi.
Bursa adalah Ibukota Ustmaniyyah yang pertama, berlangsung antara 1335 hingga 1363 M. Setelah itu ibukota berpindah ke Edirne (Adrianople) dan kemudian Istanbul (Konstantinople, ditakhlukkan oleh Fatih Sultan Mehmet, 1453 M). Saat ini Bursa menjadi kota terpadat no 4 di Turki setelah Istanbul, Ankara, dan Izmir.
(Lia)
Ket. Foto: Perpustakaan Yeşil Camii, dalam cakupan Yeşil Camii'nin Kulliyesi