Jumat, 10 Juli 2015

Cerita Kehamilan yang Kedua--Bag. 1

Di usiaku yang ke-35 ini, aku berharap sekali untuk dikaruniai lagi buah hati sebagai adiknya Süleyman, yang kini sudah 5 tahun lebih usianya. Suami sudah sepakat sepulangnya aku dan anakku dari liburan kami di Indonesia, November 2014 lalu, untuk merencanakan anak kedua kami.

Tapi rupanya tidak semudah itu. November, desember, Januari 2015, Februari, tak kunjung aku positif hamil. Bahkan bulan Januari dan Februari aku mengalami masa-masa haid yang hanya terpaut antara 2 minggu hingga satu minggu satu sama lain. Keadaan tersebut membuatku lemah karena pendarahan yang terus menerus, sehingga akhirnya aku memutuskan untuk mengunjungi obgyn di rumah sakit pemerintah.

Sistem pelayanan kesehatan di Turki sudah sangat bagus. Pertama kita harus masuk ke website rumah sakit terpusat yang alamatnya https://www.mhrs.gov.tr/Vatandas/. Kemudian kita memilih propinsi, lalu distrik. Setelah itu memilih rumah sakit pemerintah sesuai distriknya. Lalu memilih poliklinik yang dituju. Daftar dokter yang bisa dipilih beserta tanggalnya akan muncul sebagai hasil pencarian. Ketika dokter pilihan di-klik, akan muncul tabel jam periksa yang masih bisa kita pilih. Jam periksa yang sudah berwarna abu-abu artinya sudah dipilih terlebih dahulu oleh pasien sebelumnya.

Setelah itu akan muncul layar konfirmasi dan selanjutnya pemberitahuan akan dikirim ke email kita mengenai informasi randevu yang sudah kita ambil. Kita harus datang sesuai tanggal, sekurang,kurangnya 15 menit sebelum perjanjian waktu. Caranya hanya tinggal menunjukkan kartu identitas saja kepada resepsionis di klinik, kemudian ia akan mencetak barcode untuk kita. Selanjutnya hanya tinggal mengamati nama kita di layar monitor untuk masuk ke ruang periksa.

Op.Dr. Hasan Kolak, nama dokter yang memeriksaku. Setelah mendengar keluhanku, kemudian memeriksaku lebih lanjut dengan USG. Tanpa banyak berkata dia menuliskan rujukan untuk periksa darah ke lab di komputernya. Dengan perasaan yang cukup "down" aku keluar dari gedung F untuk menuju gedung E untuk periksa darah. 

Mekanismenya gampang, tinggal memasukkan nomor identitas di mesin, kemudian nomor antrian keluar. Setelah itu tinggal memantau nomor kita di layar monitor. Ketika giliranku tiba, aku langsung masuk dan menyerahkan barcode yang kudapat dari klinik obgyn. Petugas memberikan tempat darah kemudian aku dipersilakan mencari kursi yang kosong untuk diambil darah. Di ruangan ini ada sekitar 10 kursi dengan 10 petugas yang bertugas mengambil darah pasien. 

Aku agak gugup karena rasanya sudah lama sekali sejak test darah yang terakhir. Mungkin sekitar 6 bulan sebelumnya, ketika aku menjalani test darah untuk pemeriksaaan asam urat dan trigliserida. Tak lama pengambilan darah selesai dan aku diminta menekan kapas di vena-ku serta diberi sebuah plester luka bulat kecil untuk ditempel sendiri. Petugas memberitahukan kalau hasilnya akan keluar pukul 3 sore. Aku memutuskan untuk pulang saja karena harus jemput anakku dari TK pukul 4 sore.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar