Kamis, 02 Juli 2015

Keegoisan Manusia

Keegoisan manusia dalam memenuhi hawa nafsu pastinya akan menuai bencana. Tidak hari ini atau besok. Mungkin bebrapa tahun atau bahkan puluhan tahun kemudian. Kita nggak hanya bertanggungjawab terhadap diri sendiri, tapi juga kepada masyarakat dan peradaban ini.

Banyak orang kini sudah menganggap agama sebagai produk out of date, old fashioned, out of logic..lalu menggali ilmu yang tidak sejalan dengan kitab suci dengan alasan lebih masuk akal, berdasarkan fakta, tertulis dalam prasastı ribuan tahun sebelumnya, dan kemudian melakukan penistaan agama, kematian iman, akidah dan itikad.

Ruh-ruh yang sudah kering ini memisahkan agama dari science, dari masalah-masalah sosial mendasar, dari pendidikan. Dalihnya selalu "jangan bawa-bawa agama!" padahal nyatanya agama adalah esensi dari segala hal dalam kehidupan ini.

Seseorang yang depresi menyalahkan diri sendiri dalam kegelapan tanpa cahaya diujung lorong. Tidak ada Tuhan untuk tempat mengadu, karena sudah tidak percaya. Akhirnya mengakhiri hidupnya (banyak kasus, yang terakhir yang saya tahu kasus seorang crocheter yang bunuh diri, padahal kelihatannya baik-baik saja, rajin mengelola blog, rajin memamerkan senyumnya yang ceria dan sharing proyek-proyeknya yang berwarna cerah).

Melegalkan sesuatu yang haram, dengan alasan hak azasi manusia. Contoh kasus pelegalan LGBT di sejumlah negara, dan sekarang konon sudah akan masuk materi bahasan Komnas HAM di Indonesia. Untuk merepresi LGBT, apalagi kalau bukan keimanan kepada Tuhan. Jika memang dirinya punya kelainan, yang sudah diterapi namun tidak berhasil, maka jika yang bersangkutan adalah orang beriman, dia akan bersabar dan menahan diri dari perbuatan zina. Dan itu adalah yang terbaik baginya, keluarganya, dan lingkungannya. Pastinya itu sangatlah berat. Tapi orang beriman tahu bahwa hidup di dunia hanyalah sementara, dan akhiratlah yang kekal dan abadi.

Melegalkannya dalam suatu lembaga pernikahan adalah merusak lembaga pernikahan itu sendiri. Dan akhirnya akan semakin banyak anak-anak yang terlahir dari donor sperma, dari donor zygote, dari donor sel telur ataupun dari surrogate mother. Hanya untuk memenuhi nafsu para pasangan sejenis untuk menjadi melengkapi gambaran sebuah keluarga dengan anak-anak sehat dan lucu. 

Ketika anak-anak sehat dan lucu ini dewasa dan mencari jatidirinya, bagaimana orangtuanya akan menjelaskan dari mana mereka berasal? seorang individu membutuhkan dasar yang kuat dan valid untuk membangun integritasnya sebagai manusia dewasa. mereka bukan robot yang dibuat untuk lucu-lucuan. Mereka juga bukan experiment lab. Mereka adalah manusia, makhluk mulia yang diciptakan Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar