Sabtu, 09 Juni 2012

Sandık, bohça dan çeyiz

Masyarakat Turki pada umumnya, masih sangat kental dengan budaya. Kehidupan sehari-hari mereka di kota besar seperti Istanbul, mungkin tidak ada bedanya dengan masyarakat metropolitan manapun di dunia. Tapi ketika kembali ke lingkungan keluarga, tradisi masih dipegang erat. Saya hanya akan menyorot bagian Istanbul saja, dan tidak membicarakan kota-kota lainnya di turki, yang umumnya belum pernah saya kunjungi, dan walaupun pernah, tidak mengetahui secara mendalam tentang tradisinya yang khusus.

Ketika bertemu dengan orang yang lebih tua, seperti orang tua sendiri, kakek-nenek, tante-paman, tak lupa untuk mencium tangan. Mencium tangannya adalah dengan cara mencium tangan orang yang dihormati tersebut kemudian meletakkannya di kening kita. Namun istri paman, atau kerabat wanita yang terikat pernikahan dengan anggota keluarga, yakni bukan karena hubungan darah, tidak dicium tangannya jika kita adalah laki-laki, demikian sebaliknya.

Selain tradisi cium tangan, tradisi lainnya adalah masih adanya tradisi menyiapkan segala sesuatunya hingga lengkap sempurna untuk calon pengantin wanita. Persiapan ini dilakukan oleh ibu mempelai wanita, jauh-jauh hari, bahkan sedari si anak masih kecil. Dan wanita tersebut hanya memiliki anak laki-laki, tetap saja dia harus menyiapkan sandık, untuk persiapan membuat bohça untuk menantu perempuannya kelak.

Persiapannya berupa merajutkan anaknya kaos kaki-kaos kaki, washlap mandi, merajut pinggiran jilbab berbunga-bunga nan indah, merajut setelan tempat tidur, taplak-taplak, sweater, pinggiran handuk, dan lain-lain. Barang-barang tersebut akan disimpan di dalam kotak yang dinamakan sandık. Isı dari sandık yang berupa beragam barang sandang dan hiasan rumah tersebut dinamakan çeyiz. Adapun bohça adalah taplak meja, atau kain yang digunakan untuk membungkus çeyiz.

Bohça ini adalah bingkisan yang biasanya dikirimkan dari pihak keluarga calon mempelai perempuan ke pihak laki-laki dan juga sebaliknya. Ada berbagai jenis bohça, tergantung situasi dan keadaan. Misalnya ada bohça dari pihak laki-laki ke pihak perempuan pada acara söz, yaitu acara mengikat janji, ini belum tunangan. Mungkin bolehlah disebut lamaran. kemudian sebelum acara pertunangan, kedua belah pihak juga saling mengirim bohça. Bohça-bohça ini biasanya dipersiapkan oleh ibu-ibu dari calon pasangan muda-mudi ini.

Bohça untuk pihak laki-laki dipersiapkan oleh pihak perempuan. Isınya berupa beragam barang kebutuhan dan toiletries laki-laki. tentunya ragam jenis dan kualitas barang-barangnya tergantung kondisi ekononi dari keluarga calon mempelai. Adapun sebagai gambarannya, bohça untuk calon mempelai laki-laki biasanya berupa satu set alat cukur, alat-alat mandi, jubah mandi, sandal rumah, sepatu, kaos kaki, sajadah, peci, kancing manset, jam tangan, ikat pinggang, dasi, dan pakain.

Bohça untuk perempuan biasanya berupa make,up, toiletries, parfum, jam tangan, sandal rumah, jubah mandi, pakaian dalam, pakaian untuk hari-hari istimewa, pakaian sehari-hari, baju tidur, sepatu sehari-hari dan sepatu pesta, tas, dan lain-lain.

Selain bohça-bohça untuk gelin, yaitu sebutan untuk menantu perempuan, dan damat, sebutan untuk menantu laki,laki, masih ada lagi bohça-bohça kecil yang ditujukan kepada ibu mertua masing-masing, saudara-saudara kandung dari calon damat dan gelin, kakek-nenek mereka, om-tantenya, dan sebagainya.

Kini toko-toko pakaian dan toko-toko pakaian dalam memberikan pelayanan mempersiapkan bohça. Asal ada uang, bohça siap. Dan ada kecenderungan dalam masyarakat Turki untuk berpamer, ingin terlihat bagus dan serba ada, walaupun bohça-bohça tersebut dipersiapkan dengan dana kredit, bukan cash.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar