Senin, 21 Mei 2012

Tertawa dan menangis di malam bainai a la Turki (3)

Calom pengantin memegang sapu tangan merah


Sang calon mempelai perempuan terus berganti-ganti kostum setiap sekitar 45 menit. Setiap selesai berganti kostum ia akan segera masuk ke lantai dansa dan menari, yang kemudian segera disambut penari lainnya. Kostum sang gadis terdiri dari sejumlah gaun a la puteri kerajaan, dengan warna broken white, emas, kuning. Lalu pakaian tradisional Turki, yang terdiri dari setelan celana menggembung dan vest, berwarna putih dengan hiasan bunga-bungaan dari manik-manik dan kain organdy.

Hadirin memakai pakaian-pakaian terbaiknya. Sebagian besar hadirin memakai jilbab, yang terkadang menjadi kombinasi lucu dengan rok setengah betis yang dikenakannya, walaupun sepasang kakinya terbalut stocking. Sejumlah keluarga dekat dari  kedua calon mempelai memakai pakaian pesta yang kelihatannya khusus dibeli atau dijahitkan untuk acara ini. Hiasan payet berkilauan diatas gaun dengan bahan velvet ataupun satin, cukup menyilaukan mata. Gaun-gaun istimewa ini dikenakan dengan dilengkapi sepasang sepatu hak stiletto yang dihiasi aksesories manik-manik yang tak kalah berkilau dengan bajunya. Kerudung-kerudung yang dikenakan bermerk Armine, Vakko, Pierre Cardin dan Aker, produsen garmen yang terkenal di Turki. Pakaian gemerlapan ini hanya ditampilkan di dalam ruangan saja, diantara para wanita, karena ketika keluar ruangan nanti mereka akan kembali mengenakan raincoat panjang yang dinamakan pardesu.

Aku sendiri cukup nyaman dengan gaun hitam dengan hiasan payet di dada serta kerudung hitam berbentuk syal yang kupakai melingkar a la Arab. Kerudung ini istimewa sekali buatku karena merupakan kenang-kenangan perpisahan dari sahabat-sahabatku di tempat kerjaku dulu. Sepatu yang kukenakan merk Apple Green, ber-hak sedang. Tas pestaku berwarna perak, merk ananas, merupakan hadiah dari sahabat-sahabatku juga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar