Kamis, 24 Mei 2012

Resepsi pernikahan a la Turki: Bukan bergelimang makanan, namun koin emas dan uang kertas

Resepsi pernikahan anak tetangga kami, dilaksanakan pada hari minggu, dimulai dari pukul satu siang dan berakhir pukul lima sore. Ada sohbet (ceramah agama) pada pukul satu hingga pukul dua tiga puluh siang. Demikian tertulis pada kartu undangan pernikahan yang kami terima. Pesta pernikahan ini adalah pesta pernikahan dari mempelai wanita yang malam bainai-nya aku hadiri malam sebelumnya.


Sesampainya kami di wedding hall, hadirin sudah duduk mengelilingi sejumlah meja untuk mendengarkan sohbet. Pasangan pengantin duduk di kursi merapat ke dinding, menghadap ke hadirin.  Sedangkan hoca (ustadz)  yang sedang memberikan sohbet juga duduk tak jauh dari pasangan pengantin.


Mempelai wanita  mengenakan gaun putih a la Eropa namun dengan tutup kepala dari bahan yang sama dengan gaunnya. Adapun mempelai laki-laki mengenakan setelan jas. Sejumlah anak-anak perempuan kecil bergaun putih bermain-main di lantai yang luas antara deretan pengantin dan Hoca serta para hadirin. Sejumlah anak kecil laki-laki terlihat asyik bermain dengan mainan gasing baru, yang rupanya dibeli dari sebuah minibar di dalam ruangan. Minibar yang dikelola oleh manajemen Wedding Hall  itu juga menjual makanan kecil dan minuman ringan. 


Aku segera mencari keluarga sang pengantin laki-laki yang rupanya sedang berdiri di sekitar hadirin. Setelah memberikan ucapan selamat, aku pun segera mencari bangku kosong di antara para undangan wanita. Suamiku dan anakku bergabung dengan tamu undangan laki-laki di lantai atas.


Setelah Sohbet berakhir, hadirin dan kedua mempelai serta sahibul hajat berdoa bersama dipimpin oleh hoca. Kemudian kedua pengantin bangkit dari tempat duduknya untuk berdiri di tengah ruangan. Kue pengantin dibawa masuk ke tengah ruangan untuk  dipotong oleh pasangan pengantin tersebut, tentunya tak lepas dari jepretan-jepretan kamera dari kameramen wedding hall dan dari kamera-kamera saku keluarga dan para tamu.


Setelah kue dibawa keluar lagi, dua utas pita satin putih lebar dikalungkan ke masing-masing leher kedua mempelai. Panjangnya mencapai pinggang. Pita-pita tersebut akan digunakan untuk tempat menyematkan uang dan koin emas dari para undangan. Salah seorang keluarga berdiri disamping pasangan pengantin baru ini membawa bantalan jarum besar berisi ratusan jarum pentul kecil berwarna perak.


Suami dan anakku datang mencariku, lalu kami bersama-sama masuk ke antrian para undangan untuk memberikan ucapan selamat dan menyematkan tanda kasih kami kepada pasangan pengantin baru ini. Menjelang akhir acara, pita-pita satin pasangan pengantin ini sudah akan dipenuhi sematan koin emas berpita merah dan uang kertas Turkish Lira (TL). 


Uang yang diterima pengantin biasanya bernominal 20 TL, 50 TL dan 100 TL. Saat ini harga koin emas di Turki adalah 150 TL. Biasanya orang yang menyematkan koin emas adalah keluarga dekat dan sahabat dekat, atau orang yang dulunya juga pernah mendapatkan koin emas dari salah satu orang tua dari kedua mempelai.


Sementara itu piring-piring berisi biskuit dan cake diedarkan ke meja para hadirin beserta softdrink. Hanya itu saja sajian yang diberikan. Sangat berbeda dengan tradisi di Indonesia yang selalu memberikan jamuan makan istimewa kepada para tamu undangan pernikahan. 


Di Indonesia, banyak yang sengaja tidak makan dulu jika akan menghadiri undangan pernikahan. Karena makanan yang tersedia biasanya melimpah, tak hanya makanan utama, namun juga kue-kue, es krim, buah-buahan dan bahkan gubuk-gubuk yang menyajikan jajanan semacam bakso, siomay, pempek dan lain lain. Namun jika anda sengaja mengosongkan perut sebelum menghadiri resepsi pernikahan di Turki, khususnya Istanbul, tentunya kelaparan yang akan didapat. Seperti peribahasa, lain lubuk lain ikannya, lain ladang lain belalang.


Tidak, saya tidak mengatakan bahwa orang Turki pelit. Jika anda menjadi tamu di rumah mereka, anda akan diperlakukan bagaikan raja. Dari mulai jaket anda yang akan diambil dan digantungkan di gantungan jaket, diambilkan sandal rumah, hingga dihidangkan makanan yang tak putus-putus di depan anda. Dari mulai sup krim lentil yang lembut nan gurih itu, lalu makanan utama berupa masakan daging atau ikan dengan nasi lemak, masih ditambah dengan roti, salad dan berbagai makanan sampingan lainnya. Lepas itu menyusul teh turki yang disebut çay dan kue-kue ataupun cake, plus berbagai jenis kacang-kacangan, menyertai obrolan dengan tuan rumah. Hidangan akan disudahi dengan sajian beraneka-rupa buah. 


Namun di pesta pernikahan, anda hanya akan mendapati cake dan softdrink. Banyak dari tamu undangan yang bahkan tidak menyempatkan diri untuk mencicipi hidangan tersebut, melainkan langsung pulang setelah menyematkan uang atau koin emas. Begitu juga dengan kami, setelah suamiku menyematkan selembar uang kertas 100 TL ke pita satin pengantin laki-laki, dan aku memberikan ucapan selamat dan pelukan kepada pengantin perempuan yang tangannya dipenuhi gelang emas itu, kami pun segera undur diri. Rumah kami hanya satu blok saja dari gedung tempat wedding hall ini berada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar